Di Provinsi Jawa Timur tepatnya dikawasan Malang Raya banyak sekali terdapat paguyuban kesenian kuda luming yang hampir menyebar di setiap desa dan kecamatan. Selain jenis kuda lumping pegon, kini lagi terkenal kuda lumping dor. Jenis kuda lumping yang ini (Dor) terkenal dengan gaya bermainnya yang keras dengan atraksi seni tari yang lincah dan teatrical (biasa disebut solah). Salah satunya adalah Paguyuban Kesenian Kuda Lumping ANUSOPATI dari Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Konon cerita, kuda lumping Anusopati ini merupakan kesenian peninggalan dari Kerajaan Singosari pada masa kepemimpinan Raja Anusopati.
Buat sebagian anak muda sekarang, kesenian seperti ini mungkin tidak penting lagi. Namun itu beda dengan pendapat muda-mudi Malang yang sangat menyukai kesenian yang satu ini. Setiap kali ada pertunjukkan kuda lumping dor, banyak sekali dipenuhi dengan muda-mudi yang menyaksikannya. Selain sakral, alasan mereka menyukai kesenian ini adalah permainan keras yang memacu adrenalin. Ya, jenis kudalumping ini beda dengan jenis kuda lumping kebanyakan, karena di kesenian ini samasekali tidak ada atraksi makan beling atau atraksi kekebalan tubuh. Yang ditonjolkan disini adalah seni kalapan dengan gerak khas yang lincah dan menarik serta atraksi kalapan yang keras dengan membawa caplokan (Kayu balok yang menyerupai kepala hewan). Kalau melihat kuda lumping dor, penonton dilarang bersiul! Karena jika sang pemain yang kalap mendengar suara siulan, dia akan marah dan mengincar si pelaku lantas mengejarnya dengan membawa caplokan. Namum tetap aman, karena ada pemain lain yang mengawalnya hingga tidak sampai terjadi peristiwa pemukulan. Namun biarpun dilarang, banyak sekali penonton yang bersiul hingga menyebabkan suasana kalapan semakin magis dan keras.
Buat sebagian anak muda sekarang, kesenian seperti ini mungkin tidak penting lagi. Namun itu beda dengan pendapat muda-mudi Malang yang sangat menyukai kesenian yang satu ini. Setiap kali ada pertunjukkan kuda lumping dor, banyak sekali dipenuhi dengan muda-mudi yang menyaksikannya. Selain sakral, alasan mereka menyukai kesenian ini adalah permainan keras yang memacu adrenalin. Ya, jenis kudalumping ini beda dengan jenis kuda lumping kebanyakan, karena di kesenian ini samasekali tidak ada atraksi makan beling atau atraksi kekebalan tubuh. Yang ditonjolkan disini adalah seni kalapan dengan gerak khas yang lincah dan menarik serta atraksi kalapan yang keras dengan membawa caplokan (Kayu balok yang menyerupai kepala hewan). Kalau melihat kuda lumping dor, penonton dilarang bersiul! Karena jika sang pemain yang kalap mendengar suara siulan, dia akan marah dan mengincar si pelaku lantas mengejarnya dengan membawa caplokan. Namum tetap aman, karena ada pemain lain yang mengawalnya hingga tidak sampai terjadi peristiwa pemukulan. Namun biarpun dilarang, banyak sekali penonton yang bersiul hingga menyebabkan suasana kalapan semakin magis dan keras.
Copas : http://fotokita.net/foto-cerita/136058329300_0052750/kesenian-kuda-lumping-dor-khas-malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar